By Haryanto
10.11.4221
S1-Ti-08
10.11.4221
S1-Ti-08
1.1
Latar Belakang
Bencana tanah longsor memang sudah sering terjadi
apa lagi waktu musim hujan datang. Bagi orang-orang yang tinggal di pegunungan
harus berhati-hati kalau musim hujan datang. Bencana alam apa pun bentuknya
memang tidak diinginkan bagi setiap orang. Sayangnya kejadian pun terus saja terjadi.
Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak
terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala
kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita. Banyak masalah yang
berkaitan dengan bencana longsor. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling
sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia
terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti
mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja
harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap
seketika.
1.2 Pembahasan
Enam desa di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
dilaporkan terisolasi akibat bencana longsor di daerah itu sejak tiga hari
terakhir. "Titik longsor menyebar di enam kecamatan. Yang terisolir
(terisolasi, red.) ada enam desa," ujar Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci, Darifus, saat dihubungi di
Sungaipenuh, ibu kota Kabupaten Kerinci.Enam kecamatan yang dilanda longsor
itu, di antaranya Kecamatan Air Hangat Timur, Siulak Bukai, Siulak, Batang
Merangin, Bukit Kerman, dan Keliling Danau. Sementara itu, enam desa yang
terisolasi, yaitu Desa Sungai Kuning, Lubuk Tabun, Pasir Jaya, Pungut Mudik, Pungut
Tengah, dan Pungut Hilir. "Sampai saat ini, kami masih melakukan
pembersihan material longsor. Memang sedikit kewalahan karena kami kekurangan
alat berat di lapangan". Darifus menjelaskan bahwa di enam desa yang
terisolasi itu sedikitnya ada 3.000 kepala keluarga yang tinggal di daerah itu.
Sebagian besar, warganya adalah petani sehingga sejak tiga hari ini petani
kesulitan menjual hasil pertaniannya. Lebih lanjut dia mengatakan, meski
terisolasi, enam desa tersebut diakuinya belum membutuhkan bantuan logistik
karena masih mencukupi. "Sampai saat ini, petugas kami siagakan di
titik-titik lokasi dan rawan longsor, mengingat hujan masih terjadi dan
dikhawatirkan terjadi longsor susulan”. Berdasarkan data sementara BPBD
Kerinci, titik longsor di enam kecamatan itu sebanyak 17 titik. Sementara itu,
titik longsor paling banyak ada di Kecamatan Air Hangat Timur dan Siulak Bukai
yang mencapai 10 titik. Atas bencana itu, Darifus mengharapkan bantuan dari
Pemerintah Provinsi Jambi, mengingat hanya ada satu alat berat yang ada untuk
membersihkan material longsor di belasan titik lokasi. "Apalagi jarak
antara satu kecamatan dan kecamatan lainnya jauh. Ini menjadikan penanganannya
lambat karena kekurangan alat berat”. Kabupaten Kerinci merupakan salah satu
daerah pegunungan di Provinsi Jambi. Kondisi itu menyebabkan daerah ini menjadi
daerah paling rawan bencana provinsi itui. Hampir setiap musim hujan tiba,
kerap terjadi longsor. Belum lama ini, jalur lintas Kota Jambi menuju Sungai
Penuh, Kerinci sempat terputus hingga 10 jam lebih akibat longsor di Kecamatan
Muara Imat.
1.3
Faktor Penyebab Tanah Longsor
1 Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan
November seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan
menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.
Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan
tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak.
Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air
pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat
menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk
dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan
diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
2 Lereng
terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya
pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air,
air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah
180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
3 Tanah yang
kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung
atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng >
220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama
bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara
terlalu panas.
4 Batuan yang
kurang kuat
Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan
sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang
kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan
dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang
terjal.
5 Jenis tata
lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan
persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada
lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat
tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor.
Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya
tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah
longsoran lama.
6 Adanya
beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada
lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor,
terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering
terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
7 Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah
tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing
akan menjadi terjal.
8 Penggundulan
hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang
relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.
1.4 Cara
mengatasi/mencegah tanah longsor
1. Menjaga
kelestarian hutan.
2. Membuat
dreynase.
3. Menutup
retakan dengan tanah lempung.
4. Tidak
menebang hutan di lereng.
5. Tidak
membuat lahan pertanian baru atau kolam